MediaPsikologi.com

Psikologi Keluarga: Pengertian, Konsep Dasar, Ruang Lingkup, dan Manfaatnya

psikologi keluarga

Ilmu psikologi keluarga merupakan aspek yang sangat penting dalam mempengaruhi kebahagiaan manusia. Terkait dengan hal tersebut, maka mempelajari psikologi keluarga merupakan sebuah langkah tepat demi mendapatkan keluarga yang bahagia dan sehat secara psikis.

Ada beberapa yang bisa kamu pelajari, mulai dari pengertian, konsep dasar, fungsi, perspektif, ruang lingkup psikologi keluarga, manfaat hinga strategi mengurangi konflik dalam keluarga yang MediaPsikologi.com jabarkan pada artikel ini.

Psikologi memiliki kaitan erat dengan interaksi dan soal menjalin hubungan yang memperhatikan pola prilaku. Nah, jika disandingkan dengan kata keluarga maka dapat dikatakan jika ilmu ini berkaitan dengan tujuan tercapainya keluarga yang sehat dan bahagia secara psikologis.

Pengertian Psikologi Keluarga Menurut Para Ahli

psikologi keluarga

Pertama, membahas istilah psikologi terlebih dahulu yang mana merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan. Sementara itu, keluarga merupakan sekelompok orang yang saling memiliki hubungan satu sama lain.

Tidak lengkap tanpa memasukkan opini dari para ahli yang sudah banyak berkontribusi dalam pengembangan keilmuan psikologi keluarga. Beberapa rumusannya, yakni:

  1. Suatu rumah tangga dengan hubungan perkawinan atau darah, di mana terjalinnya fungsi ekspresif bagi individu ke individu lainnya dalam keluarga (Hill)
  2. Sekelompok individu terikat karena perkawinan atau hubungan darah dengan struktur ayah, ibu, anak laki-laki dan perempuan yang di dalamnya terdapat kebudayaan yang dipertahankan (Burgess dan Locke)

Dari dua poin yang sudah dijabarkan, bisa disimpulkan bahwa psikologi keluarga merupakan bidang keilmuan yang mempelajari interaksi individu atau jiwa dalam jaringan ikatan darah hingga perkawinan.

Secara singkatnya, cabang psikologi ini merupakan keilmuan yang memungkinkan kamu dapat memahami kejiwaan setiap individu dalam keluarga.

Konsep Dasar Psikologi Keluarga

psikologi keluarga

Ilmu cabang psikologi ini berkaitan erat dengan interaksi sosial di dalam keluarga. Keluarga yang dimaksud tidak hanya berfokus pada satu keluarga inti saja, melainkan mengaitkannya dengan beberapa individu dari generasi keluarga lain.

Ini dilakukan agar bisa memahami keluarga secara utuh. Adapun konsep dasar ilmu psikologi keluarga dibagi menjadi tiga, yakni:

1. Konsep Dasar Psikologi Peran Ayah dalam Keluarga

Ayah merupakan anggota masyarakat dalam lingkungan sekitar. Namun dalam keluarga memiliki 2 peran utama, yakni menjadi suami bagi istri serta ayah bagi anak-anak yang memiliki kunci utama dalam memberi nafkah, melindungi, mendidik, dan memberi rasa aman.

2. Peranan Ibu dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga

Ibu juga dapat berperan seperti ayah mencari nafkah, namun nafkah tambahan. Peran utamanya adalah menjadi istri bagi pasangan serta ibu dari anak-anak. Ibu bertanggungjawab mengurus rumah tangga, menjadi pendidik sekaligus pengasuh, serta pelindung.

3. Peranan Anak dalam Konsep Dasar Psikologi Keluarga

Sementara anak berperan menjalani peranan psikologi sosial yang sesuai dengan perkembangannya. Baik itu mental, fisik, sosial, ataupun spiritual.

Fungsi-Fungsi Psikologi Keluarga

psikologi keluarga

Setelah memahami konsep dasar, selanjutnya memahami fungsi-fungsi keluarga berdasarkan ilmu psikologi yang dibagi menjadi delapan.

Rumusan ini merupakan milik ahli psikologi bernama Abjan Soelaeman tepatnya pada tahun 1994. Berikut beberapa penjelasan mengenai fungsi psikologi keluarga yang telah dirumuskannya.

1. Fungsi Edukatif

Pernah dengar keluarga adalah pendidikan pertama bagi anak? Fungsi edukatif ini tepat menggambarkannya yang mana meliputi pendidikan anggota atau pembinaan oleh anggota keluarga lainnya.

2. Fungsi Sosialisasi

Keluarga juga berfungsi dalam memperkenalkan anak pada lingungan sosial yang lebih besar.

Kemudian, mengajarkan bagaimana menjadi masyarakat yang baik, berinteraksi dengan sekitar, menghormati orang yang lebih tua, dan sopan terhadap siapa pun.

3. Fungsi Perlindungan

Selain mengajarkan cara bersosialisasi, keluarga juga merupakan sekumpulan orang yang saling berfungsi melindungi satu sama lain. Tentu saja dari hal-hal yang tidak baik atau menyimpang aturan masyarakat.

4. Fungsi Afeksi

Afeksi seperti kehangatan, rasa cinta, dan lainnya mencerminkan pertumbuhan keluarga. Terlebih sang anak, biasanya lebih peka terhadap fungsi ini.

Mulai dari mengamati ekspresi, gaya saat bercakap-cakap sesama anggota lain, berprilaku sekaligus membaca emosi.

5. Fungsi Religius

Sebelumnya sudah disebutkan keluarga merupakan tempat pendidikan pertama anak, begitupun dengan fungsi religius.

Keluarga berperan besar dalam memperkenalkan budaya agama kepada anak yang mengajarkan banyak hal baik tentang kebaikan bagi sesama umat manusia di bumi.

6. Fungsi Ekonomi

Selain sosial dan emosi, keluarga berfungsi ekonomi yakni memenuhi setiap kebutuhan anggota keluarga. Hal ini dapat memberikan pengajaran akan tanggung jawab, saling mengerti, serta solid dengan anggotan keluarga lainnya.

7. Fungsi Rekreasi

Tidak hanya sampai di ekonomi saja. Apalah artinya memiliki banyak harta namun tidak bisa menjadi tempat menyenangkan untuk berkeluh-kesah dari padatnya aktivitas di luar rumah.

Sudah selayaknya keluarga menjadi tempat menyenangkan yang dipenuhi oleh rasa kasih sayang.

8. Fungsi Biologis

Terakhir, keluarga memiliki fungsi biologis, yakni tempat pemenuhan kebutuhan biologis anggota keluarga.

Kebutuhan biologis mencakup kebutuhan makan, dirawat agar tetap sehat, dijaga saat lelah, dan kebutuhan biologis lainnya.

Perspektif Psikologi Keluarga

psikologi keluarga

Berbicara mengenai perspektif, ada banyak pengaruh keluarga terhadap individu di dalamnya. Artinya, kebersamaan anggota keluarga bukan sekadar bersama, namun dapat menjadi terapi penyemangat, dan dukungan lainnya.

Selain itu, keluarga berperan besar menguatkan individu dengan cara memberikan fungsi pendidikan, fungsi sosial, dan lain sebagainya yang dapat mendukung tumbuh kembang anggota keluarga bersosialisasi di luar.

Dengan adanya ilmu psikologi keluarga dapat memberikan kamu pemahaman bahwa keluarga melibatkan setiap individu di dalamnya dengan tujuan yang diperhitungkan sesuai dengan keinginan masing-masing individu tersebut. Artinya, sistem keluarga dapat berubah bila suatu individu berubah.

Mempelajari ilmu psikologi keluarga dapat mencegah hal tersebut terjadi. Bila pun terjadi, pengetahuan ini dapat menjadi terapi yang baik demi terciptanya keluarga yang sehat.

Baca Juga:

Ruang Lingkup Psikologi Keluarga

Membicarakan psikologi keluarga tidak hanya mencakup beberapa hal berikut:

  1. Manajemen rumah tangga
  2. Komunikasi antar idividu
  3. Pengembangan potensi dalam setiap individu
  4. Strategi mengatasi masalah yang mungkin terjadi
  5. Penyelesaian dari masalah yang sudah terjadi
  6. Tanggung jawab masing-masing individu dalam keluarga

Manfaat Psikologi Keluarga

Setelah membahas beberapa bagian penting dalam psikologi keluarga, ujung dari hasil mendalami ilmu ini adalah:

  1. Mempermudah interaksi antar anggota keluarga
  2. Memahami keinginan dan karakter masing-masing individu
  3. Memahami perilaku serta memprediksi respon yang diberikan
  4. Memahami pendapat yang berbeda dalam proses saling mendukung
  5. Mempengaruhi pola pikir dan memberi sudut pandang lebih positif pada anggota keluarga lainnya
  6. Sebagai bekal untuk mengendalikan hal-hal yang berpotensi menyebabkan masalah dalam keluarga

Penyelesaian Konflik Keluarga dengan Psikologi Keluarga

psikologi keluarga

Walaupun sudah mempelajari ilmu psikologi keluarga, tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik. Namun, bagi kamu yang sudah membekali diri dengan menambah wawasan keluarga dari aspek psikologi sudah pasti akan lebih ringan menghadapi masalah tersebut.

Penerapannya dalam menghadapi masalah dapat berupa:

1. Cari Penyebab dengan Gunakan Psikologi Keluarga

Agar konflik terselesaikan, hal pertama yang dilakukan adalah mencari penyebab. Perlu diketahui, konflik yang terjadi dalam keluarga merupakan akibat dari ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri. Misalnya, menurunkan emosi, serta ketidakmampuan pengendalian prilaku lainnya.

Namun dalam psikologi keluarga, anak dianggap sebagai penyebab konflik utama. Fase paling berisiko adalah fase di mana anak mulai kurang nyaman di rumah. Bisa karena aturan rumah, salah pergaulan, dan masih banyak lagi. Apabila orang tua tidak mampu memahami dan menyelesaikannya maka dapat berakibat fatal.

2. Penyelesaian Masalah dengan Psikologi Keluarga

Apabila penyebab sudah ditemukan, selanjutnya melakukan penyelesaian berdasarkan fungsi-fungsi keluarga yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Fungsi keluarga yakni berkomunikasi, berkompromi, melindungi, mengantisipasi setiap respon yang mungkin terjadi, mengalah, dan fungsi-fungsi keluarga lainnya.

Pastikan penyelesaian bersifat konstruktif. Meskipun sedang berkonflik, harus tetap mendukung dan menunjukan niat untuk saling memperbaiki, bukan memojokan. Berikan rasa kasih dan aman serta banyak mengalah dengan rasa amarah. Dengan begitu, hubungan baik akan terus terjalin.

Strategi Mengurangi Konflik dengan Psikologi Keluarga

Apabila dalam keluarga rentan sekali mengalami konflik, lakukan beberapa hal berikut demi mengurangi intensitas konflik.

  • Pertama, terapkan aturan dasar sesederhana melarang berkata-kata kasar atau mengumpat.
  • Kedua, tetapkan aturan untuk saling berpikir positif hingga mendengarkan perasaan satu sama lain secara terbuka dengan jelas.
  • Ketiga, menempatkan diri sebagai anak sehingga lebih luas dalam memberikan perspektif.

Terakhir, membuat kesepakatan. Ambil yang paling mendekati keuntungan untuk semua pihak agar konflik dapat diselesaikan. Catat persetujuan tersebut dan anggota keluarga lain harus selalu mengingatnya untuk menghindari konflik tersebut terjadi kembali.

Itulah tadi pembahasan lengkap ilmu psikologi keluarga yang bermanfaat bagi siapa pun demi mencapai kejiwaan keluarga yang sehat dan bahagia.