MediaPsikologi.com

Psikologi Cinta: Sejarah, Pengertian, Teori, Manfaat, dan Dimensinya

psikologi cinta

Kata cinta sudah sering kita dengar, tapi bagaimana dengan ilmu psikologi cinta? Rasanya lebih menarik dibanding sekadar membahas soal cinta saja. Karena ada banyak yang bisa dibahas.

Mulai dari teori hingga dimensi cinta. Tentu saja ilmu ini sangat bermanfaat khususnya dalam membangun sebuah hubungan antara wanita dan pria.

Penasaran seperti apa itu cinta jika ditilik dari kacamata ilmu psikologi? Pembahasan akan dimulai dari pengertian, kemudian membahas soal sejarah, teori, dimensi, dan manfaat mempelajarinya.

Sejarah Psikologi Cinta

psikologi cinta

Menurut Erich Fromm, cinta sebenarnya sudah ada sejak lama. Sejarah awal mulanya hanyalah perihal eksistensi manusia saja.

Cinta tidak semata-mata hadir dalam bentuk kasat mata yang hanya dapat dirasakan oleh hati, melainkan dapat diteliti melalui perilaku.

Sejatinya, pola karakter tertentu dapat menentukan hubungan seseorang dengan dunia secara keseluruhan.

Sementara itu, Freud dengan teorinya menggambarkan cinta lahir dari insting dasar manusia akan bertahan hidup. Jadi, kehidupan manusia memang sudah didasari cinta sejak awal.

Pengertian Psikologi Cinta Menurut Para Ahli

psikologi cinta

Apa itu ilmu psikologi cinta? Simak beberapa definisi psikologi cinta menurut para ahli yang MediaPsikologi.com kumpulkan berikut ini.

1. Psikologi Cinta Menurut James Drever

Pengertian pertama mengenai psikologi cinta yaitu dari James Drever yang mengatakan bahwa ini merupakan perasaan khusus terkait dengan kesenangan akan suatu objek.

2. Psikologi Cinta Menurut Ashley Montagu

Lain halnya dengan Drever, Montagu memberikan pernyataan psikologi cinta sebagai perasaan memperhatikan, menyukai yang kemudian menyayangi secara mendalam yang diiringi dengan rasa rindu akan objek tersebut.

3. Psikologi Cinta Menurut Abraham Maslow

Menurut Maslow, definisi psikologi cinta merupakan proses aktualisasi diri dengan memberikan respon tindakan kreatif dan produktif. Orang yang jatuh cinta ini mampu membuat orang yang dicintainya bahagia.

4. Psikologi Cinta Menurut Elaine dan William Waster

Sedangkan menurut dua ahli berikut, psikologi cinta dianggap sebagai suatu keterlibatan mendalam dari rangsangan fisiologis yang begitu kuat dengan perasaan mendambakan pasangan dan memiliki keinginan memuaskan pasangan tersebut.

5. Psikologi Cinta Menurut Erich Fromm

Rumusan mengenai cinta dari perspektif psikologi terakhir yakni dari Erich Fromm. Ia menggambarkan cinta sebagai tembok yang dapat memisahkan manusia dengan teman-temannya.

Kekuatan ini sama besarnya seperti menyatukan seorang individu dengan individu yang lain dengan 4 unsur, yaitu care, responsibility, respect, dan knowledge.

Teori Psikologi Cinta

psikologi cinta

Terdapat teori seru mengenai cinta yang dapat kamu telaah dalam poin-poin berikut ini.

1. Teori Antara Menyukai dan Mencintai

Terkadang perasaan sering mengecoh antara perasaan cinta dan sekadar menyukai saja. Keduanya jelas berbeda. Zick Rubin, seorang pakar psikologi dunia mengemukakan teori tentang perasaan cinta. Menurutnya, perasaan tersebut memiliki tiga turunan.

Yang pertama adalah perhatian. Saat merasa memiliki perasaan terhadap orang lain, tak sadar pikiran dan waktu selalu terpana kepada orang tersebut.

Artinya, seseorang sedang dalam fase perhatian yang kemudian dapat berlanjut ke turunan kedua, yaitu kasih sayang. Perasaan pada tahap ini jauh lebih dalam dan kuat tidak lain karena terdapat keinginan untuk selalu bersama orang yang disukai tersebut.

Bila selalu ingin bersama orang yang disukai, sudah pasti selanjutnya ingin menerima kontak fisik mencapai kepada turunan terakhir, yaitu keintiman.

2. Teori Antara Kasih Sayang dan Gairah

Berikutnya merupakan teori “Love and Intimacy” dari Elaine Hatfield yang membagi cinta menjadi dua, yaitu kasih sayang dan gairah.

Kasih sayang digambarkan sebagai perasaan yang saling menghormati, terikat, percaya, cinta, dan perasaan positif lainnya antara satu sama lain.

Sementara itu, gairah mengarah pada emosi kuat yang disertai dengan ketertarikan seksual. Apabila dasar emosi terasa membara, artinya orang tersebut masuk ke dalam teori psikologi cinta yang dicetuskan Hatfield ini.

3. Teori Segitiga Cinta

Teori selanjutnya bukanlah cinta segitiga yang kerap dikonotasikan sebagai hal negatif karena cinta yang terlibat lebih dari dua orang.

Teori segitiga cinta merupakan simbol dari tiga perasaan yang dikemukakan oleh Robert Stemberg dalam sebuah postingannya yang berjudul Duplex Theory of Love.

Menurutnya, terdapat tiga perasaan yang menghasilkan perasaan cinta, yaitu keintiman, gairah serta komitmen.

Adapun perilaku-perilaku yang dimaksud dari masing-masing kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari, yakni:

  • Keintiman: memiliki keterikatan emosional, percaya, akrab, dan mesra
  • Gairah: bersemangat, tertarik secara fisik dan seksual
  • Komitmen: mengusahakan agar hubungan tetap bertahan dengan mengikat diri karena sebuah alasan

Menurut Stemberg, cinta dari dua individu yang bersatu jauh lebih kuat dibandingkan cinta dari satu orang saja.

Dimensi Psikologi Cinta

psikologi cinta

Ilmu psikologi cinta dibagi ke dalam beberapa dimensi yang tertuang dalam penjelasan poin-poin berikut.

1. Cinta Memiliki Dominasi dalam Cinta

Dimensi cinta yang pertama terkait dominasi yang mana seseorang lebih menonjol dibandingkan pasangannya. Tidak melulu merujuk pada kekuatan laki-laki, melainkan dapat dimiliki oleh pihak perempuan.

Dominasi dapat berupa status pendidikan, banyaknya harta benda, dan lain sebagainya yang membuat satu individu terlalu bergantung kepada individu lainnya.

2. Cinta Mampu Melakukan Penyikapan Diri dalam Cinta

Selain dominasi, dimensi selanjutnya adalah perihal penyikapan diri. Yaitu, berbagi perasaan dan informasi kepada seseorang secara akrab, semisal peristiwa yang dialami, kisah masa lalu, perasaan yang sedang dirasi, kebiasaan buruk hingga rahasia.

Sudah sepatutnya seseorang yang mencintai pasangannya lebih banyak menyingkapkan dirinya secara terbuka. Makin banyak yang dibagikan artinya pasangan makin percaya dan memiliki perasaan mendalam.

3. Cinta Memiliki Dimensi Komitmen

Seseorang yang memiliki bentuk emosi yang dapat bertahan selamanya, artinya sudah terlahir rasa komitmen atau rasa yang mengikat kepada satu orang dalam jiwa orang tersebut.

Dengan komitmen ini, dijamin hubungan cinta terus berkelanjutan. Jika tidak, dipastikan rawan konflik hingga menyebabkan hubungan mudah berakhir.

4. Cinta Memiliki Kelekatan

Dimensi selanjutnya dari psikologi adalah kelekatan, yakni sebuah tingkah laku yang selalu berkeinginan mencari kedekatan dengan orang lain serta saling bertukar kenyamanan.

5. Cinta Memiliki Kepuasan

Kepuasan adalah dimensi psikologi cinta selanjutnya sebagai hasil akhir dari hubungan cinta. Dimensi ini dapat berwujud hubungan sesuai dengan yang diinginkan atau hubungan berlangsung langgeng.

6. Cinta Memiliki Konflik

Konflik termasuk dalam dimensi psikologi cinta. Jadi, konflik bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan hal yang biasa.

Ruang Lingkup Psikologi Cinta

Ruang lingkup psikologi cinta sangatlah kompleks, misterius, dan tidak berwujud. Fakta tersebut merupakan rumusan dari para ahli psikologi cinta.

Tidak heran sangat sulit memahami cinta secara menyeluruh. Saat merasakan perasaan ini saja kita tidak tahu persis bagaimana rupanya, hanya emosinya saja yang terasa.

Baca Juga:

Manfaat Belajar Ilmu Psikologi Cinta

psikologi cinta

1. Membuat Mengenal Diri Lebih Baik

Psikologi cinta bukan semata-mata mencari pasangan. Melainkan berdampak kepada kehidupan setiap individu secara menyeluruh.

Biasanya, kamu jadi lebih mampu mengerti diri sendiri sehingga dapat mengetahui dengan pasti apa yang diinginkan.

2. Membuat Lebih Menghargai Diri Sendiri

Selain dapat mengenal diri lebih baik, psikologi cinta mampu memuat setiap orang unituk menghargai dirinya sendiri.

Dengan kata lain, mensyukuri apa yang diberikan Tuhan dan tidak merasa malu atau mengeluh atas kekurangan yang dimiliki.

3. Membuat Menghargai Ciptaan Tuhan

Psikologi cinta membuat paham mengenai rasa cinta yang dimiliki, yang mana secara tidak langsung mengerti cinta kasih ciptaan Tuhan.

4. Membuat Diri Sendiri Semakin Bahagia

Berbagi adalah hal yang akan sering kamu lakukan dalam hubungan. Dalam fase ini, kamu selalu merasa bahagia berbagi dengan pasangan. Berbeda ketika saat masih sendiri yang hanya fokus pada pemuasan keinginan semata.

5. Mudah Memberikan Kasih Sayang

Manfaat berikutnya dari belajar psikologi cinta adalah lebih mudah dalam memberikan kasih sayang karena selalu memandang sesuatu dengan kebaikan.

6. Mampu Berbuat Tanpa Pamrih

Memahami psikologi cinta juga dapat membuat diri menjadi seseorang yang berjiwa penuh sehingga tidak segan untuk menolong orang lain dengan tulus.

Perasaan ini merupakan bagian dari tindakan nyata mengakui rasa cinta dan kasih sayang.

7. Membuat Setiap Orang Memiliki Kelembutan Hati

Di samping rasa tulus sebelumnya, terdapat kelembutan sehingga lebih mudah dalam memaafkan orang lain.

Pandangan Dunia Psikologi tentang Cinta

Sejak zaman dulu, manusia sudah dikaruniai dengan perasaan ingin dipahami. Perasaan ini merupakan wujud sembunyi dari cinta sebagai perasaan mendasar manusia. Sehingga, dunia menganggap hal ini sebagai sesuatu yang lumrah.

Namun, lagi-lagi cinta bukanlah sesuatu yang mudah ditebak, melainkan sebuah wujud kompleks yang maknanya tak terdefinisikan secara pasti.

Ciri-ciri Cinta Dalam Dunia Psikologi

psikologi cinta

Penasaran bagaimana karakteristik saat jatuh cinta? Ternyata, perasaan ini dapat dianalisis. Salah satunya hasil penelitian dari Jame Drever.

Berikut adalah ciri-ciri cinta yang dikemukakan oleh Drever sebagai pakar psikologi cinta:

  1. Seiring dewasa, perasaan sekaligus pola perilaku individu dalam suatu hubungan akan terus berkembang
  2. Makin lama hubungan, makin dilandasi dengan kedekatan emosional, gairah, dan komitmen
  3. Dapat menerima pasangan apa adanya
  4. Menghormati privasi serta keputusan pasangan
  5. Mampu menerima penolakan dari pasangan

Itulah tadi mengenai psikologi cinta yang tiada satu pun di dunia dapat menyangkalnya. Meskipun begitu, cinta sulit dipahami sehingga banyak yang salah dalam mengambil keputusan.

Semoga ilmu psikologi cinta ini dapat membantu kamu lebih memahami lebih baik tentang perasaan cinta.