MediaPsikologi.com

3 Teori Psikologi Cinta: Definisi dan Teorinya Menurut Para Ahli

teori psikologi cinta

Menurut MediaPsikologi.com, sebagian orang mungkin akan lebih tertarik membahas tentang teori psikologi cinta dibandingkan teori psikologi lain. Hal ini tidak terlepas dari setiap ada kata cinta umumnya yang dibahas adalah hubungan antara pria dan wanita yang menjalin asmara.

Makna dari psikologi cinta sendiri sering diartikan sebagai hubungan yang di dalamnya ada rasa senang atau bahagia. Kaitannya dengan perasaan tersebut selalu menyangkut pada suatu objek yaitu kedua orang yang menjalin asmara.

Untuk cinta sendiri umumnya lebih dimaknai sebagai perasaan sayang, dan suka yang cukup mendalam pada suatu objek. Kata objek dalam cinta memang sering dimaknai ke lawan jenis namun tidak menutup kemungkinan juga pada yang lain.

Bentuk objek tersebut misalnya hewan peliharaan, alat atau apapun itu di mana ketika sudah dekat selalu ada rasa sayang yang mendalam. Namun yang sering terjadi objek yang sering dikaitkan adalah dengan lawan jenisnya.

Kaitannya dengan hal tersebut, cinta sebenarnya bisa dikelompokkan dalam beberapa teori. Bentuk dari teori psikologi cinta tersebut bisa dirumuskan, dipelajari dan dipahami dengan mudah oleh banyak orang.

Teori Psikologi Cinta Menurut Para Ahli Psikologi

teori psikologi cinta

Dari penjelasan di atas, ada beberapa orang yang merasa penasaran dengan seperti apa teori cinta tersebut sebenarnya.

Menurut para ahli psikologi dunia, teori psikologi cinta ini bisa dikelompokkan dalam beberapa bagian dan berikut ulasan selengkapnya.

1. Teori Menyukai dan Mencintai

teori psikologi cinta

Menurut salah satu pakar, Zick Rubin mengatakan jika teori psikologi cinta tersebut sangat erat hubungannya dengan mencintai dan menyukai. Dalam menerjemahkan hal tersebut, dia mengelompokkan dalam beberapa turunan.

Bentuk turunan ini tidak bisa diurutkan tetapi harus secara sistematis agar penerjemahannya lebih mudah. Berikut turunan dalam teori psikolog cinta tentang attention, affection, and intimacy yang dikemukakan oleh pakar psikolog tersebut:

  • Love Attention (Perhatian)
  • Love Affection (Kasih sayang)
  • Love Intimacy (Keintiman)

Di urutan pertama dalam teori psikologi cinta adalah perhatian yang dilakukan seseorang pada suatu objek. Di bagian awal tersebut maka dia akan lebih banyak menghabiskan waktu dan pikirannya untuk hal tersebut.

Jika objek yang dimaksud berupa manusia, maka waktunya akan dihabiskan untuk saling menghubungi, chat atau yang lainnya. Dengan aktivitas tersebut maka akan timbul perasaan sayang dan senang dari keduanya.

Sedangkan di urutan kedua dalam teori ilmu psikologi cinta tersebut adalah kasih sayang yang dilakukan seseorang kepada sesuatu yang dicintainya. Bentuk kasih sayang ini lebih dari perhatian karena puncaknya adalah rasa sayang dan senang yang cukup mendalam.

Bentuk kedalaman rasa tersebut diikuti dengan perasaan ingin bersama dan selalu dekat untuk selamanya. Jadi jika perhatian hanya sebatas saying, tetapi kasih sayang pucaknya selalu berada di perasaannya yang semakin kuat pada suatu objek.

Ketika rasa sayang yang telah tumbuh besar, akhirnya munculah turunan yang ketiga yaitu keintiman. Rasa yang seperti ini merupakan puncak dari teori psikologi cinta tersebut dan selalu diikuti dengan kontak fisik antara keduanya.

Jadi di antara keduanya jalinan sayangnya sudah sangat mendalam akhirnya bentuk pelampiasan dalam bentuk fisik. Dalam kontak tersebut selalu diikuti dengan perasaan sayang dan tulus dari lubuk hati paling dalam.

2. Teori Cinta Segitiga

Berbeda halnya dengan Zick Rubin, Robert Sternberg dalam postingannya tentang Triangular Theory of Love mengatakan jika teori psikologi cinta itu diistilahkan dengan cinta segitiga.

Menurutnya, dikatakan segitiga karena di dalamnya ada tiga perasaan yang jika digabungkan akan menghasilkan perasaan cinta.

Tiga perasaan yang dimaksud oleh psikolog tersebut adalah keintiman, komitmen dan gairah di antara keduanya. Dari ketiganya tersebut setiap perasaan selalu diikuti dengan rasa yang lain dan akhirnya muncul perasaan seperti di atas.

Misalnya perasaan keintiman yang umumnya timbul dari kepercayaan, keakraban dan yang lainnya. Sedangkan perasaan gairah ini muncul kontak fisik antara keduanya yang akhirnya muncul sikap seksual.

Sedangkan untuk perasaan komitmen meliputi kemantapan dalam hati untuk mempertahankan hubungan tersebut. Jadi ketika ada yang menggoda maka salah satu dari keduanya tidak terpengaruh dan memilih untuk mempertahankan suatu hubungan.

Dalam praktiknya, rasa cinta seperti ini tidaklah tiga perasaan namun hanya satu perasaan saja. Untuk kasus seperti ini terkadang bisa juga disebut cinta namun dalam pemaknaannya masih kurang sempurna.

3. Teori Gairah dan Kasih Sayang

teori psikologi cinta

Menurut Elaine Hatfield, teori psikologi cinta hanya ada dua perasaan yaitu kasih sayang dan gairah. Kedua perasaan ini harus berjalan beriringan dan jika salah satu yang dikerjakan maka belum dinamakan cinta.

Misalnya, perasaan kasih sayang ini selalu diikuti dengan rasa menghormati, keterikatan dan kepercayaan. Sedangkan untuk gairah hubungannya selalu pada perasaan emosional dan akhirnya lebih ke kontak secara fisik.

Ketika emosi cinta sudah tidak tertahan maka keduanya akan melakukan kontak fisik atau seksual. Karena emosi yang membara tersebut, Elaine Hatfield mengatakan bahwa perasaan gairah tersebut tidak boleh dinomorsatukan.

Jika yang terjadi seperti itu maka bukan tidak mungkin rasa cinta tersebut akan berakhir dengan kebencian. Hal ini karena emosi cinta lebih mendalam daripada kasih sayang kepada orang yang dia cintai.

Umumnya, gairah yang selalu membara tanpa adanya kasih sayang hubungan seseorang tidak berlangsung lama. Ya, meski untuk waktunya memang tidak bisa dipastikan namun dalam kurun waktu beberapa tahun pasti akan ada rasa bosan.

Selain itu, dalam menjalin suatu hubungan perasaan gairah yang ada di awal umumnya tidak dibarengi dengan ikatan yang kuat. Jika sudah demikian maka perasaan cinta tersebut akan lebih mudah sirna karena yang dipentingkan adalah kontak secara fisik saja.

Nah itulah tadi pembahasan tentang teori psikologi cinta menurut para ahli psikologi yang bisa Kami jabarkan, semoga bermanfaat.